Selasa, 01 Juni 2010

Bilangan Oksidasi

Secara umum, digunakan untuk dua atom yang berikatan (secara ionik maupun kovalen), yaitu
Atom unsur dengan keelektronegatifan yang lebih kecil akan mempunyai bilangan oksidasi positif
Atom unsur dengan keelektronegarifan yang lebih besar akan mempunyai bilangan oksidasi negatif
Berikut aturan penentuan bilangan oksidasi suatu atom unsur:
1. Bilangan oksidasi dalam unsur bebas = nol
Contoh: bilangan oksidasi atom dalam unsur Na, Fe, C, H2, Cl2, P4 = 0
2. Bilangan oksidasi ion monoatom = muatan ionnya.
Contoh: bilangan oksidasi ion Cu2+ = +2
bilangan oksidasi ion F- = -1
3. Jumlah bilangan oksidasi atom-atom dalam senyawa netral = 0. Sedangkan jumlah bilangan oksidasi atom-atom dalam ion poliatom = muatan ionnya.
Contoh:
• Senyawa NH3 muatan = 0
Jumlah biloks N + jumlah biloks H = 0
1 atom N x b.o N + 3 atom H x b.o H = 0
• Ion poliatom PO43- muatan = -3
Jumlah biloks P + jumlah biloks O = -3
1 atom P x b.o P + 4 atom O x b.o O = -3
4. Bilangan oksidasi fluorin (F) dalam senyawanya selalu = -1.
Contoh: biloks F dalam NaF, HF, ClF3 = -1
5. Bilangan oksidasi hidrogen (H) jika berikatan dengan non-logam = +1. Sedangkan bilangan oksidasi H jika berikatan dengan logam adalah -1.
Contoh: biloks H dalam HF, HCl, H2O = +1
biloks H dalam LiH, CaH2 = -1
6. Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawanya = -2, kecuali dalam senyawa biner fluorida, peroksida, dan superoksida.
Contoh: biloks O dalam H2O = -2
biloks O dalam senyawa OF2 = +2
biloks O dalam senyawa H2O2 = -1
biloks O dalam senyawa KO2, CsO2 = -
7. Bilangan oksidasi logam IA (Li, Na, K, Rb, Cs, Fr) dalam senyawanya =+1
8. Bilangan oksidasi logam IIA (Be, Mg, Ca, Sr, Ba) dalam senyawanya = +2
9. Bilangan oksidasi logam transisi dalam senyawanya dapat lebih dari satu.
Contoh: Cu dapat mempunyai biloks +2 dalam CuO,
+4 dalam Cu2O.
10. Bilangan oksidasi nonlogam
• Dalam senyawa biner dari logam dan nonlogam, nonlogam yang mempunyai biloks = muatan ionnnya.
Contoh: Cl dalam NaCl mempunyai biloks = -1
• Dalam senyawa biner dari nonlogam dan nonlogam, nonlogam yang lebih elektronegatif mempunyai biloks negatif. Nilai biloksnya = biloks jika nonlogam tersebut berada sebagai ionnya.
Contoh: dalam IF, nilai biloks F negatif karena F lebih elektronegatif dibandingkan I. nilai biloks F = biloks ion F- yakni -1